Kita hidup di zaman yang menyanjung produktivitas, di mana istirahat sering dianggap kelemahan dan jeda terasa seperti dosa. Tanpa sadar, kita terus memaksa diri untuk berlari, hingga tubuh dan pikiran memberi sinyal yang tak lagi bisa diabaikan: burnout.
Burnout bukanlah kemalasan. Ia adalah jeritan lembut tubuh dan jiwa yang sudah terlalu lama menahan beban tanpa istirahat. Ia adalah lelah yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan tidur semalam.
Buku ini hadir untuk menemanimu memahami apa yang sebenarnya terjadi, membantu mengenali tanda-tandanya, dan perlahan menuntunmu menemukan jalan pulang—jalan menuju ketenangan dan pemulihan yang mungkin selama ini terasa jauh.
Dalam setiap halamannya, penulis tidak menggurui atau menuntutmu untuk segera bangkit. Ia hanya mengajakmu duduk bersama, bernapas perlahan, dan percaya bahwa pulih itu mungkin.
Seperti fajar yang menembus kabut di pegunungan, harapan selalu ada—meski kadang harus kita tunggu dengan sabar. “BUKAN MALAS TETAPI BURNOUT” adalah pelukan hangat bagi siapa pun yang merasa tertinggal oleh kecepatan dunia, pengingat lembut bahwa berhenti sejenak bukanlah tanda menyerah, melainkan langkah awal untuk benar-benar kembali hidup.
Fuzie Septika, yang akrab dipanggil Fuzie, adalah seorang penulis sekaligus praktisi yang telah menapaki berbagai pengalaman berharga di berbagai bidang industri. Dengan latar belakang yang kaya dan beragam, Fuzie memiliki pemahaman mendalam tidak hanya dalam dunia profesional, tetapi juga dalam dinamika kehidupan sehari-hari yang penuh warna.
Fuzie pernah bekerja sebagai Digital Publishing Specialist di salah satu penerbit buku terbesar di Indonesia. Pengalaman ini memberinya wawasan luas tentang dunia literasi dan teknologi, sekaligus mengasah kepekaan terhadap pentingnya penyampaian informasi yang tepat dan bermakna bagi pembaca.
Selain perjalanan kariernya, Fuzie adalah sosok ayah dari tiga anak yang tinggal di Bandung, kota penuh kreativitas dan inspirasi. Perannya sebagai kepala keluarga semakin memperkuat tekadnya untuk terus belajar dan berbagi tentang pentingnya kesehatan mental dan keseimbangan hidup.
Sadar akan tantangan yang dihadapi banyak orang terkait kecemasan dan overthinking, Fuzie mendirikan dan mengelola grup Facebook Anxietas Forum Indonesia — sebuah komunitas yang menyediakan ruang aman bagi para pejuang kesehatan mental untuk saling berbagi cerita, dukungan, dan solusi. Melalui komunitas ini, Fuzie berkomitmen membantu banyak orang untuk mengenali, mengelola, dan mengatasi rasa cemas serta serangan panik dengan pendekatan yang humanis dan berbasis ilmu.
Kini Fuzie menulis kembali buku mengenai burnout hal yang saat ini sering terdengar disekitar kita. Sedikit banyaknya buku sekarang ini masih ada hubungannya dengan buku yang ditulis sebelumnya. Sadar atau tidak sadar hubungan antara anxietas, toxic relationship, menjadi people pleaser dan selalu burnout setidaknya saling berhungbungan.
Dengan gaya penulisan yang lugas, empatik, dan penuh kesadaran, Fuzie berharap karya-karyanya dapat menjadi sahabat dan pemandu bagi siapa saja yang sedang berjuang menghadapi tantangan psikologis dalam hidup.
Di luar dunia tulis-menulis dan aktivitas komunitas, Fuzie menikmati waktu bersama keluarga, membaca buku-buku, bersepatu roda, serta menjelajahi berbagai ruang analog dan digital untuk terus mengembangkan wawasan.[]