Jala'ul Khathir: Kumpulan Nasihat Untuk Menjernihkan Pikiran, Hati, Dan Jiwa

· Anak Hebat Indonesia
Ebook
416
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Melalui kitab Jala’ul Khathir, Anda akan serasa mengikuti majelis pengajian yang diadakan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani, karena kitab ini mengandung 34 nasihat beliau yang disampaikan setiap Jumat pagi, Ahad pagi, dan Selasa sore. Karya ini berisi pelajaran tentang karakteristik dan akhlak yang difokuskan pada hubungan antara manusia dan Tuhannya, menguraikan karakter dan sudut pandang yang jernih, memandang sesuatu dari intisarinya, dan melandasinya dengan Al-Qur’an dan Hadis.

Bagi seorang Muslim, khususnya seorang sufi, menjernihkan pikiran, hati, jiwa, dan raga merupakan suatu keharusan. Kejernihan-kejernihan tersebut sangat membutir pada diri Syekh Abdul Qadir al-Jainali. Apalagi, seorang sufi mesti berkomitmen pada Al-Qur’an dan Hadis. Sebab, setiap hakikat yang tidak didasari syariat akan menjadi ‘zindik’.

Melalui kitab ini, Anda dapat meneladani setiap nasihat agung dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan memetik manfaatnya, di antaranya:

1.Meningkatkan kualitas hidup dan ketakwaan kepada Allah Swt.,

2.Menjauhkan diri dari sifat riya’ dan munafik,

3.Meninggalkan marah,

4.Menerima qada’ secara ikhlas,

5.Meninggalkan sifat mengadu,

6.Menjauhkan diri dari sifat hasad, sedih, dan zalim.

Mari menghadiri majelis pengajian Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab Jala’ul Khathir ini, sebelum sifat-sifat buruk yang tampak menjadi penyakit pada diri Anda.


About the author


Gelar dan silsilah nasab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani:

 

SYEKH Abdul Qadir Al-Jailani memiliki beberapa gelar, di antaranya Syaikhul Imam Az-Zahid Al-‘Arif Al-Qudwah, Syaikhul Islam, Sulthanul Auliya’, Imamul Ashfiya’, Muhyiddin wa As-Sunnah wa Mumitul Bid’ah. Silsilah nasab beliau adalah Abu Muhammad ‘Abdul Qadir bin Abu Shalih Abdullah bin Janki Dusti bin Yahya bin Daud bin Musa bin ‘Abdillah bin Al-Hasan bin Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi

Thalib.

 

Kelahiran:

 

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani lahir pada bulan Ramadhan 471 H di Jailan. Beliau tinggal di sana selama masa remaja awalnya sampai beliau berumur delapan belas tahun. Setelah itu, beliau pindah ke Baghdad. Beliau pindah ke sana pada 488 H dan tinggal di sana sampai akhir hayatnya.

 

Beliau memiliki badan yang atletis, jenggot yang lebat dan panjang, kulit berwarna coklat, alis tebal, suara keras, bagus perangainya, tidak ada kecatatan sedikit pun, mengikuti kebenaran dan petunjuk, memiliki tinggi yang standar, dan berpengetahuan luas.

 

Kehidupan Menuntut Ilmunya:

 

Pandangan kami terhadap Syekh Abdul Qadir Al-Jailani seperti cahaya di suatu tempat. Ia dikenal karena ilmu pengetahuan dan didukung dengan karamah-karamah. Ayahandanya merupakan salah satu ulama’ besar Jailan dan ibundanya merupakan perempuan yang memiliki banyak karamah yang merupakan putri dari Abu ‘Abdillah Ash-Shuma’i yang bijaksana. Beliau adalah seorang hamba Allah yang zuhud dan hidup dari udara dari rumah ilmu, fiqih, makrifat, dan hakikat.

 

Syekh Abdul Qadir al-Jailani memahami bahwa sesungguhnya menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Maka dari itu, dalam mengembangkan keilmuannya, beliau dibantu oleh kakeknya sehingga ilmu yang dipelajari cepat tercapai dan mudah dipelajari. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah ulama’ seperti pada ulama’ pada umumnya. Beliau pertama kali belajar membaca Al-Qur’an hingga beliau mampu menguasainya di bawah bimbingan Abul Wafa ‘Ali bin ‘Aqil Al-Hanbali, Abul Khattab Al-Kalwadzani Al-Hanbali, dan juga banyak ulama’ yang lain.

 

Dalam bidang hadis, beliau berada di bawah bimbingan banyak ulama di bidangnya pada masanya seperti Abu Ghalib Muhammad bin Al-Hasan Al-Baqillani dan yang lain. Dalam bidang fikih, beliau juga berada di bawah bimbingan banyak ulama di bidangnya pada masanya seperti Abu Sa’ad al-Mukharrimi. Dalam bidang ilmu adab dan lingustik, beliau berada di bawah bimbingan Zakariyya Yahya bin ‘Ali at-Tibrizi dan Hammad ad-Dubas dalam ilmu thariqah.

 

Ketahuilah bahwa mempelajari bermacam ilmu seperti ilmu syariat, hakikat, lingustik, dan adab harus dibarengi dengan citacita yang tinggi. Imam Mazhab Hanbali, para masyayikh pada masanya yang telah Allah terangkan hati dan lisannya dengan ilmu untuk menyampaikan nasihat, dapat mencapainya karena memiliki cita-cita yang tinggi tersebut.

 

Ada pengklasifikasikan banyak maqam dalam ushul (pokok) dan furu’ (cabang) dan di dalam kitab-kitabnya yang membahas berbagai permasalahan dan hakikat. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memiliki banyak sifat yang terpuji dan banyak kemuliaan. Sifat terpuji dan kemuliaan-kemuliaanya itu telah masyhur karena ahwal dan karamah-karamah yang tersambung. Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam berkata, “Tidak ada satu pun karamah yang tersambung kecuali karamahnya Syekh Abdul Qadir.” Begitu juga pendapat dari Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah.

 

Para ulama dan auliya’ pada masanya mencatat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sebagai sesepuh; pada bidang fikih, beliau mengalahkan rekan-rekan sesama ulama begitupun rekan-rekan sesama auliya’-nya. Sebagaimana telah masyhur sebuah perkataan, “Kami berpijak atas rekan yang mengalahkan setiap wali Allah.” Hal tersebut juga diketahui oleh sebagian ulama dan sebagian auliya dan mereka membaiat bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sebagai sultanul ulamaa’ wal auliyaa’ (pemimpin para ulama dan wali).

 

Beliau berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis dan berkomitmen mengikuti Rasulullah saw. karena meyakini setiap hakikat jika tidak didasari dengan syariat maka menjadi zindik. Oleh karena itu, tolaklah dengan kebajikan Yang Maha Kuasa dengan naungan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Masuklah kalian kepada kebajikan dan kekuasaan-Nya melalui sabda Rasulullah saw. Jadikanlah rujukan, hiasi, dan carilah guru. Mohonlah kepada-Nya untuk menghiasimu, menandaimu, dan memeriksa dirimu dari perbuatan-perbuatan yang tercela.

 

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani membicarakan tentang suatu pemikiran di majelisnya. Majelisnya terdiri dari 70.000 orang dan banyak riwayat yang menyatakan seperti ini. Syekh Abu Bakr Al-‘Imad berkata, “Saya sedang mendalami ushuluddin dan keraguan hinggap dalam diri saya. Lalu saya memutuskan untuk pergi ke majelis Syekh Abdul Qadir karena disebutkan beliau membicarakan tentang suatu pemikiran. Saya pergi dan dia memang membicarakannya. Kemudian dia berkata, ‘Keyakinan kami adalah keyakinannya salafus saleh dan para sahabat.’ Kemudian, saya berkata pada diri saya sendiri, ‘Ini adalah perkataan yang kuat.’ Dia berbicara lagi dan berbalik ke arah saya dan dia mengulangi perkataannya. Saya berkata, ‘Seorang penceramah pasti akan berbalik’ kemudian beliau berbalik sampai tiga kali. Kemudian, Syekh Abdul Qadir berkata kepada Syekh Abu Bakr Al-’Imad, ‘Wahai Abu Bakr!’ dan dia mengulangi perkataannya. Dia berkata, ‘Bangun, ayahmu telah datang’. Padahal dia tidak ada. Aku pun berdiri dan mendapati ayahku benar-benar datang.”

 

Beliau mudah menangis, sangat takut, wara’, doanya diijabahi, memiliki akhlak yang mulia, memiliki tubuh yang bagus, menjauhi manusia untuk berbuat keji, mendekati manusia untuk berbuat kebajikan, sangat takut dosa ketika mendekati perkara yang diharamkan Allah, tidak marah kecuali pada dirinya, tidak pernah menolong kecuali karena Allah dan tidak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan dirinya.

 

Meninggalnya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani:

 

Apabila dihitung dari hidupnya dalam menuntut ilmu, beliau meninggal di usia 40 tahun (521 H-561 H). Namun, apabila dihitung dari saat beliau belajar dan berfatwa yakni 33 tahun (518 H-561 H), umur beliau 90 tahun di mana beliau wafat pada 10 Rabiul Akhir 561 H di Baghdad.


Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.