Merupakan salah satu contoh sederhana untuk mengetes sisi optimis dan pesimis manusia. dalam artian ke arah manakah kecenderungannya. Orang pesimis cenderung merasa negatif, tidak berguna, minder, selalu berprasangka buruk dan lain sebagainya yang memperlihatkan frekuensi / aura negatif. Sedangkan orang optimis cenderung merasa positif, merasa berguna, memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, berprasangka baik`dan lain sebagainya yang memperlihatkan frekuensi / aura negatif.
Kenapa kita sebaiknya memiliki kecenderungan optimis dibandingkan pesimis, karena ketika kecenderungan pesimis menguat maka kinerja individu akan akan sangat terpengaruhi, sulit untuk fokus, memikirkan hal lain yang belum tentu urusannya akan mempengaruhi kinerja. sulit untuk fokus, bahkan berpotensi untuk menulari individu sekitar dengan aura pesimisnya sehingga orang lain yang tadinya tidak pesimis, tapi karena telah terinfeksi oleh sang pesimis. Bandingkan ketika kecenderungan optimis yang menguat. indiviu ini akan memberikan hawa damai kepada siapapun yag melihatnya, senang memberi semangat kepada yang lain, cepat menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan dan cenderung memberikan hasil yang baik.
Tiap manusia bebas memilih kecenderungan mana yang akan di gunakan pada moment apa. setiap pilihan pasti ada konsekuensi. Tinggal pilih dan nikmati lah hasilnya.
Sebenarnya ada satu kecenderungan lagi yaitu REALISTIS. yang ketika dihadapkan dengan soal yang sama, akan menjawab Ada Air Di Dalam Gelas.
Tarik kesimpulannya
Orang pesimis akan berkata: “I see the glass as half empty!”
Orang optimis akan berujar: “I see the glass as half full!”
Orang realis akan berungkap: “I see a glass with water in it.”